Satu tim kewirausahaan dari Program Studi (Prodi) Agribisnis Universitas Timor (Unimor) berhasil menorehkan prestasi membanggakan. Betapa tidak, mereka berhasil lolos seleksi dan berhak mengikuti ajang Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo XV 2024, sebuah ajang yang mempertemukan pelaku wirausaha mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk saling berkompetisi, membangun jejaring dan memperkenalkan produk-produk inovatif. Venue kegiatan berlangsung di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Sulawesi Tenggara dari tanggal 23-25 Oktober 2024.
Tim Prodi Aggrinisnis ini berjumlah empat orang mahasiswa yaitu Albertus Leki Santos, Maria Rosalia Bota Aran, Mario Priscianus Tefa dan Makrima Ivony Malafu Sonbai. Bertindak sebagai dosen pendamping adalah Melkisedek Bukifan, S.P., M.Si. Produk yang ditampilkan adalah Olahan Pangan Lokal Timor (Opamor).
Melkisedek saat diwawancarai Humas Unimor melalui sambungan telepon menjelaskan bahwa kelolosan tim Prodi Agribisnis dalam ajang KMI Expo XV 2024 di UHO Kendari ini merupakan buah dari ketekunannya bersama tim dalam mengikuti segala tahapan seleksi proposal dan penilaian yang dilakukan oleh tim Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) yang tahapannya dimulai dari bulan April 2024 lalu.
“Yang pertama kita mengikuti tahapan seleksi proposal dengan menawarkan produk pangan lokal yang kita beri judul Olahan Pangan Lokal Timor (Opamor). Kita fokus ke kacang tanah yang diolah menjadi kacang kapri dan kacang telur, terus ada tambahan lagi yaitu olahan kripik dari ubi jalar ungu dan ubi jalar kuning. Kripik ubi sendiri merupakan pengembangan hasil keuntungan dari penjualan olahan produk kacang tanah,” jelasnya.
Ia melanjutkan bahwa setelah lolos seleksi proposal, ada kegiatan pendampingan lagi selama kurang lebih enam bulan hingga puncaknya pada kegiatan expo ini. Kegiatan dampingan itu meliputi pelatihan, monitoring serta evaluasi untuk memastikan program ini berjalan.
”Jadi untuk mengikuti expo ini, setelah lolos proposal harus melewati tahapan seleksi lagi. Penilaiannya adalah perkembangan dan kemajuan usaha. Pertama adalah soal omzet yang didapatkan, kemudian pengembangan produk. Misalkan selain dari kacang tanah, keuntungan yang didapatkan mereka olah lagi untuk pembuatan kripik. Kemudian yang tidak kalah penting adalah soal legalitas dari produk, termasuk legalitas usaha,”urainya.
Melkisedek menambahkan dalam expo ini Unimor mendapatkan nomor urut tenda N16. Dan selain pameran produk, ada juga kegiatan kirab budaya yang wajib diikuti dan akan masuk dalam kriteria penilaian. Tim Unimor sendiri tampil dengan mengenakan produk Biboki dalam parade kirab budaya tersebut. Dari Propinsi Nusa Tenggara Timur ada 4 tim yang lolos yakni tim dari Undana Kupang, Unipa Maumere, Unkriswina Sumba dan Unimor sendiri.

“Unimor baru pertama kali mengusulkan proposal ke P2MW Kemdikbudristek dan lolos hingga mengikuti expo ini. Kita juga berusaha untuk meningkatkan Indikator Kerja Utama 2 Unimor. Artinya semakin banyak kita mengikuti kegiatan-kegiatan berskala nasional seperti ini, nilai akreditasi kita pasti meningkat. Dan kalau bisa ada proses pendampingan lanjutan dari pihak universitas sehingga kedepannya bisa ada produk dari prodi-prodi lainnya yang bisa ikut seleksi dan lolos pendanaan sehingga makin banyak varian-varian kewirausahaan mahasiswa yang ditampilkan,”pungkasnya.
