Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol Universitas Timor (Unimor) melalui Program Studi (Prodi) Ilmu Pemerintahan menyelenggarakan lomba debat ilmiah antar perguruan tinggi sedaratan Timor dengan tema Revitalisasi Mahasiswa Demokratis Menuju Indonesia Emas 2045. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 29 hingga 30 Oktober 2024 di Gedung Alicia Kefamenanu.

Ajang ini diikuti oleh belasan prodi di Unimor, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (Stisip) Fajar Timur Atambua, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Cendana Wangi Kefamenanu dan tim dari Universitas Katolik (Unika) Widya Mandira Kupang.

Dewan juri yang menilai kompetisi ini adalah Dr.Sos.Elpius Kalembang, M.Si., (akademisi Fisipol Unimor), Viktor Manbait, S.H., (Direktur Lakmas Cendana Wangi Kefamenanu), Fabianus Jhon Berek, S.STP., M.PA., (Birokrat Propinsi Papua Tengah) dan Maria Margaretha Alacok Kahlasi, S.H., M.H., (akademisi STIH Cendana Wangi Kefamenanu).

Ketua panitia lomba, Heribertus Binsasi, S.Pd., M.Pd., dalam laporannya mengatakan bahwa lomba debat ilmiah merupakan manifestasi  dari tekad kita untuk merangsang diskusi berbobot dan berdampak dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Hal ini seiring dengan perkembangan jaman, dimana pentingnya kemampuan berbicara, argumentasi yang kuat serta pemikiran yang kritis.

Maka lomba debat ilmiah menjadi ajang yang tak hanya kompetitif melainkan suatu pembelajaran. Lomba debat ilmiah juga merupakan wujud komitmen kita untuk meningkatkan pemahaman serta melatih mahasiswa untuk mampu berpikir kritis, mampu menganalisis suatu kontek dan berani untuk berargumen dengan dalil dan logika yang benar.

“Tema yang diambil relevan dan penting untuk mengingat kembali semangat juang para pemuda 96 tahun lalu, yakni peristiwa sumpah pemuda. Revitalisasi berarti memperbaharui kemampuan berpikir kritis pemuda masa kini dengan dalil dan logika yang benar melalui beberapa isu kontenporer baik tingkat nasional maupun regional yang dituangkan dalam mosi debat. Kami berharap lomba ini akan menjadi platform yang tepat untuk menjelajahi berbagai sudut pandang, memperkaya pengetahuan kita dan merangsang pemikiran-pemikiran kritis,” ujarnya.

Dr. Egidius Fkun, S.Fil., M.Si., saat menyampaikan prakata sebelum perlombaan mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi kebanggaan tersendiri karena semua pihak masih peduli terhadap upaya untuk menghidupkan kembali iklim akademik di kampus.

“Hari ini kita melaksanakan debat dengan tema dan subtema yang telah siapkan. Sesuai dengan tujuan debat, para peserta tentunya akan menyampaikan pokok-pokok pikiran dan berusaha untuk mempertahankannya semaksimal mungkin. Maka sesuai dengan tujuan debat yakni membangun argumentasi tertentu dan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan argumentasi tersebut, para peserta harus bisa meyakinkan para juri dan juga audiens, bagaimana bisa berpikir secara logis dan kritis untuk bisa mempertahankan materi debat yang dipersiapkan,” urainya.

Dr. Egidius juga berpesan kepada para peserta bahwa diperlukan kesiapan dan ketenangan untuk membangun dan memaparkan argumentasi. Ditambahkannya bahwa dalam debat ada pro dan kontra, tetapi perlu dingat bahwa ini menjadi ajang untuk melatih keterampilan berargumentasi tanpa emosi, menganalisis suatu permasalahan dan melatih komunikasi verbal yang baik.

“Melalui debat ini, kita dapat membangun pemahaman bersama melalui pertukaran argumen yang kolaboratif untuk saling memperkaya tentang bagaimana kontribusi mahasiswa untuk mencapai Indonesia Emas itu,” kata Dr. Egidius.

Selanjutnya Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Emanuel Be, S.E., M.Si., saat membuka kegiatan ini memberikan apresiasi kepada Prodi Ilmu Pemerintahan sebagai penyelenggara kegiatan ini.

“Debat ini adalah suatu bentuk pendewasaan demokrasi. Kegiatan yang dirancang oleh Prodi Ilmu Pemerintahan adalah salah satu bentuk ajang untuk melatih bagaimana kita beradu argumen, mengemukakan suatu pendapat, sehingga memenuhi suatu bentuk untuk mengatasi persoalan. Tentunya dengan debat, kita kaum akademisi mengedepankan bentuk debat dengan ide dan cara yang ideal” tutur Dr. Emanuel.

Ia menambahkan kehadiran peserta dari STIH Cendana Wangi Kefamenanu, Stisip Fajar Timur Atambua, Unika Widya Mandira Kupang serta dari Unimor sendiri, ada peningkatan jumlah peserta dari tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa ada kesadaran dan juga kemauan dari mahasiswa untuk mengasah mental dalam menghargai perbedaan pendapat.

“Saya harapkan kepada peserta, marilah beradu argumen secara profesional, tim juri juga akan menilai dari berbagai aspek, semoga kegiatan ini melahirkan tim terbaik dengan ide yang brilian,” pungkasnya.